Riset: 40% Teman Baca Punya Kendala Konsistensi Membaca. Apakah Masalah?
Kumpulbaca baru-baru ini melakukan riset yang berkaitan dengan aktivitas baca buku. Riset yang dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan menyebarkan kuisioner hingga mendapatkan 100 responden.
Lalu, bagaimana hasil riset tersebut?
Di dalam riset yang dilakukan pada Maret-April 2024, didapatkan banyak fakta yang berkaitan dengan kebiasaan membaca.
Dari 100 responden yang berpatisipasi dalam mengisi survey, 25% di antaranya adalah laki-laki dan 75% perempuan.
Rentang usia responden di antara 20–65 tahun dengan persebaran domisili paling banyak di Jakarta sebanyak 29%, disusul oleh Bekasi 7% dan Depok 6%.
Bagaimana pembaca membuat target baca?
Dari hasil yang didapatkan, para Teman Baca mempunyai pendapat yang berbeda.
Sebanyak 59% Teman Baca tidak membuat target baca tertentu. Sementara 31% membuat target tahunan dan 10% Teman Baca membuat target bulanan.
Target baca memang bukan menjadi kewajiban bagi pembaca buku. Ditambah lagi Kumpulbaca memang tidak mewajibkan para Teman Baca untuk membuat target baca bulanan atau tahunan.
“Target baca sebenarnya tidak wajib. Membaca buku harus menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan bukan malah membebani. Sah-sah saja jika sebagian orang ingin membuat target baca — namun ketika hal tersebut menjadi beban lebih baik tidak perlu memaksa untuk dilakukan.” kata co-founder Kumpulbaca, Rizko Fatra.
Selain itu hal yang terpenting bukanlah berapa banyak buku yang dibaca dalam sebulan — namun konsistensi dalam membaca selama satu jam setiap hari.
Hal yang lebih penting lainnya adalah bagaimana pembaca buku bisa memahami isi buku dengan baik serta mendapatkan pengetahuan baru demi meningkatkan kualitas dalam berpikir.
Apakah para Teman Baca mempunyai kesulitan membaca buku?
Kesulitan atau kendala dalam membaca buku tentu bisa menghinggapi siapa saja. Dari riset yang dilakukan, didapatkan bahwa para Teman Baca juga mempunyai tantangan yang berbeda-beda.
40% teman baca merasa kurang mampu konsisten dalam membaca. 20% merasa lingkungan sekitar terlalu berisik untuk bisa membaca.
17% merasa tidak punya waktu luang yang cukup untuk bisa membaca buku. 10% merasa tidak ada biaya membeli buku. 7% merasa jenuh ketika membaca buku dan 5% merasa tidak punya teman yang bisa diajak membaca.
Kendala-kendala di atas sangat wajar dialami oleh para teman baca. Namun, setiap kendala sudah ada solusinya saat ini.
Misalnya saja untuk kendala konsistensi membaca bisa diakali dengan membuat reminder di handphone — setidaknya dapat menyediakan waktu satu jam membaca per hari.
Mulailah untuk membandingkan dengan seberapa banyak waktu yang kamu habiskan ketika melihat media sosial. Lalu coba pikirkan, apakah keuntungan yang akan kamu dapatkan dengan scroll down media sosial lebih dari 2 jam?
Bandingkan dengan kegiatan baca selama satu jam yang bisa kamu lakukan untuk melatih otak tetap sehat. Manakah yang menurutmu lebih bermanfaat?
Kemudian bagi teman baca yang merasa lingkungan sekitar berisik tentunya bisa mencoba baca buku di perpustakaan daerah atau kafe yang khusus menyediakan spot baca.
Merasa tidak ada waktu luang untuk baca buku? Mungkin kita perlu mengevaluasi ulang waktu yang kita miliki. Cari tahu kemana saja waktu yang kita punya? Dari sini mungkin kamu bisa secara bertahap untuk mengalokasikan waktu untuk membaca buku.
Bagi teman baca yang tidak mempunyai dana untuk beli buku, kabar baiknya saat ini ada Bookhive — sebuah gerakan yang memberikan buku gratis di taman terbuka namun saat ini hanya bisa dijangkau di Jakarta. Upaya lain adalah meminjam buku di perpustakaan dan teman kamu.
Apabila kamu merasa jenuh dan tidak punya teman untuk membaca bersama, kamu bisa datang ke komunitas baca terdekat kamu. Opsi lainnya kamu yang menciptakan komunitas baca sendiri.
Suasana seperti apa yang disukai untuk membaca buku?
Suasana yang nyaman tentu akan mendukung kegiatan membaca menjadi lebih menyenangkan. Hal ini karena membaca butuh konsentrasi penuh.
Pada hasil riset yang didapatkan, ternyata teman baca mempunyai ketertarikan di beberapa suasana saat membaca buku. 41% mengaku suka membaca buku di tempat yang private seperti di kamar sendiri.
Selanjutnya sebanyak 34% merasa lebih suka di tempat yang sepi namun banyak orang seperti di perpustakaan.
18% merasa suka membaca di kafe atau taman sementara 7% lebih suka membaca di perjalanan ketika naik kereta, bus atau pesawat.
Bagaimana dengan genre buku favorit teman baca, ya?
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Kumpulbaca, didapatkan bahwa para Teman Baca mempunyai genre buku favorit yang beragam.
Kira-kira apa saja ya genre buku yang disukai oleh Teman Baca?
17,8% para pembaca menyukai buku dengan genre self-development atau pengembangan diri. Buku-buku pengemabangan diri ini fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan skill dan juga berhubungan dengan peningkatan kualitas diri sebagai manusia.
15,4% para Teman Baca menyukai buku dengan tema sejarah. Kemudian disusul dengan 15,1% yang suka dengan buku bertema fantasi.
14,2% menyukai tema buku misteri atau thriller. Lalu 11,2% para pembaca buku menyukai science fiction. 13% menyukai romance, 6,6% biografi dan sisanya 5,7% menyukai tema horror.
Bagaimana Teman Baca meluangkan waktu Sejam Membaca?
Pada dasarnya hampir semua Teman Baca telah menerapkan aktivitas Sejam Membaca. Namun yang membedakan adalah frekuensi dan kapan sejam membaca dilakukan.
Setelah mengolah hasil riset, didapatkan bahwa para Teman Baca mempunyai preferensi sendiri.
Sebanyak 39,5% Teman Baca tidak mempunyai waktu khusus ketika melakukan kegiatan Sejam Membaca.
Kemudian 23,1% Teman Baca menjawab setiap hari meluangkan waktu untuk Sejam Membaca.
11,6% mengaku melakukan Sejam Membaca di transportasi publik. Ada juga 11,6% lainnya melakukan Sejam Membaca ketika di akhir pekan.
Sejumlah 8,8% menjawab seminggu sekali melakukan Sejam Membaca. Lalu 2,7% menjawab ketika istirahat makan siang di kantor.
Sisanya 1,4% menjawab sebulan sekali dan 1,4% lainnya membaca ketika di transportasi seperti commuter line.
Itu saja simpulan informasi dari hasil riset yang dilakukan tim Kumpulbaca. Semoga insight di atas bisa bermanfaat buat pihak mana saja. Terima kasih!
Catatan: Selama proses riset tidak ada data pribadi yang dikumpulkan oleh tim Kumpulbaca. Kami tidak meminta data berupa nama responden, nomor telepon, email, dan alamat rumah.