[Review Buku] Mengetahui Pentingnya Belajar Melalui Buku Atheis Karya Achdiat K Mihardja

Kumpulbaca
2 min readFeb 11, 2022

--

Sastrawacana.id

Judul Buku: Atheis

Tahun Terbit: 2009

Penerbit: PT. Balai Pustaka

Penulis: Achdiat K. Mihardja

Jumlah Halaman: 250

Hallo Teman Baca!!

Sedang baca buku apa hari ini? Jika belum dan bingung mau baca apa, sekiranya Kumpulbaca punya rekomendasi buku bagus nih! Buku tersebut berjudul Atheis karya Achdiat K. Mihardja.

Sekilas dari judulnya saja sudah mengundang kecurigaan. Apakah dengan membaca buku ini pembaca akan menjadi Atheis? Tidak percaya Tuhan? tapi tenang. Buku ini memang menyinggung tema serupa, tetapi pembahasannya tak sesempit itu.

Mengisahkan tentang tokoh bernama Hasan yang sejak kecil hingga dewasa sangat tekun dan taat pada agamanya. Kedua orang tuanya cukup konservatif, oleh karena itu mereka tegas dalam ajaran agama. Demikian itu, agama menjadi satu-satunya alasan bagi Hasan untuk hidup dan berperilaku.

Kisah berkembang setelah Hasan bergaul dengan Rusli, Anwar, Kartini, beserta kawannya yang berideologi sama. Pemikiran mereka tentang filsafat Materialisme, Liberalisme, Sosialisme, Anarkisme, Modernisme, dan lain-lainnya, sangat mengguncang keyakinan Hasan. Setelah beberapa kali berdiskusi dengan teman-temannya, tokoh Hasan seolah bingung dan mudah terbawa arus. Kebingungan ini berdampak juga pada hubungan dia dan orang tuanya. Begitupun dengan kekasihnya, Kartini.

Secara garis besar, buku ini berfokus tentang pertempuran batin Hasan tentang Tuhan dan agama. Hasan yang semula hanya memiliki satu pandangan, kini ‘kaget’ dengan berbagai pandangan yang ada di dunia. Dari sekian banyak pandangan, Hasan harus memilih satu untuk dijadikannya pegangan seumur hidup. Namun, kelebihan dari buku ini adalah pesannya yang menganjurkan kita untuk terus ‘bertanya’ dan belajar. Dalam konteks belajar, manusia jangan puas pada satu sumber, tetapi harus terus eksplorasi hingga akhir hayat. Diskursus harus terus dihidupkan. Tetapi, dalam belajar pun manusia harus mempunyai alasan yang jelas. Setiap langkah harus memiliki pondasi rasionalitasnya. Sehingga, suatu pandangan tidak hanya menjadi fanatisme yang merugikan orang lain.

Adapun yang perlu diingat oleh pembaca adalah buku ini memiliki tema yang berat. Unsur seperti Filsafat dan Agama familiar dalam buku ini. Istilah-istilah bahasa Belanda dan gaya penulisan lama cukup rentan menimbulkan kebingungan. Namun, buku ini sangat bagus secara pemaknaan. Buku ini direkomendasikan untuk kalian!

“Kebenaran bukan untuk dipaksakan, melainkan untuk diyakinkan”, — Rusli (Hal.78)

Ditulis oleh Muhammad Farhan Alfiansyah

--

--

Kumpulbaca
Kumpulbaca

Written by Kumpulbaca

Komunitas membaca buku yang mendukung gerakan #SejamMembaca untuk generasi bangsa yang lebih bermartabat! Instagram : https://www.instagram.com/kumpulbaca/

No responses yet