[Resensi Buku] Persahabatan Kulit Putih dan Merah dalam Winnetou 1: Old Shatterhand dan Kepala Suku Apache Karya Karl May

Kumpulbaca
2 min readMay 18, 2022

--

Tokopedia

Judul: Winnetou 1: Old Shatterhand dan Kepala Suku Apache

Tahun Terbit: 2019

Penerbit: NARASI

Penulis: Karl May

Jumlah Halaman: 528

Diterjemahkan oleh: Agnestia Suci Prabandari, dkk

Halo Teman Baca. Kali ini Kumpulbaca menulis resensi dari penulis yang sangat terkenal dengan tema Wild West. Ia adalah Karl May, pria berkebangsaan Jerman.

Buku Winnetou 1: Old Shatterhand dan Kepala Suku Apache dibagi kedalam 42 bab. Karl May dan cerita-cerita tentang Wild West miliknya sudah tersohor di berbagai negara, termasuk Indonesia. Ia mulai dikenal di Indonesia di awal tahun 1910 dan diterjemahkan di tahun 1950.

Buku ini mengisahkan persahabatan antara pria kulit putih, Old Shatterhand, dan Winnetou, kepala suku Indian Apache yang sangat mustahil terjadi di era Wild West. Old Shatterhand pindah dari negara kelahirannya, Jerman, dan memutuskan menjadi seorang pria Wild West. Perjalanannya kelak mempertemukannya dengan Winnetou, pria Indian dari suku Apache, yang sangat membenci orang kulit putih.

Isi cerita Winnetou 1: Old Shatterhand dan Kepala Suku Apache ini mudah dipahami dan runtut. Ia bermula dari perkenalan Karl atau selanjutnya dijuluki Old Shatterhand karena kekuatan tangannya. Ia beserta kawanannya mengarungi liarnya dan kerasnya dunia Barat bersama-sama hingga takdir menyatukan dua anak manusia yang berasal dari ras dan peradaban yang jauh berbeda.

Akan tetapi banyak kekurangan ditemukan baik penerjemahan, penulisan huruf, maupun tanda baca. Misalnya beberapa kali kata Apache ditulis Apaches, penulisan huruf setelah tanda titik tidak kapital, dan tanda baca koma dan titik yang sering kali salah letak.

Adapun keunikan buku ini terletak dari cerita persahabatan antara dua manusia yang tidak mengenal batas-batas buatan manusia. Old Shatterhand memang terlahir sebagai kulit putih. Namun ia tidak menutup diri untuk akrab dengan para Indian yang pada saat itu dianggap sebagai manusia rendahan.

Di satu sisi, Winnetou membenci para kulit putih karena perilaku semena-mena mereka demi keuntungan pribadi yang berujung kemusnahan darah Indian. Salah satunya yakni pembuatan rel kereta api. Ia yang semula tidak menyukai Old Shatterhand justru mengangkatnya menjadi saudaranya kelak.

“Tapi tak ada bangsa manapun yang boleh merasa dirinya lebih baik dari bangsa lain yang berbeda warna kulit.” Hal. 308

Buku karya Karl May ini bisa dibaca oleh remaja ke atas. Ada beberapa bab yang berisi hukuman ala suku Indian yang mungkin bisa memunculkan ketidaknyamanan pembaca. Meskipun demikian, Karl May ingin menyampaikan pesan akan keindahan toleransi dan kasih sayang antar manusia tanpa pandang bulu.

Ditulis oleh Rafarda Septiardhya

--

--

Kumpulbaca
Kumpulbaca

Written by Kumpulbaca

Komunitas membaca buku yang mendukung gerakan #SejamMembaca untuk generasi bangsa yang lebih bermartabat! Instagram : https://www.instagram.com/kumpulbaca/

No responses yet