Rekomendasi Buku Self-Healing Edisi Juli 2021
Kumpulbaca kembali dengan berbagai rekomendasi buku!
Berbeda dari biasanya, acara mingguan Kumpulbaca kali ini berisi rekomendasi buku self-healing dari para teman baca yang hadir. Walaupun namanya adalah buku self-healing bukan berarti tiap buku yang direkomendasikan bergenre sama. Makna dari self-healing di sini adalah buku yang membantu kita saat sedang berada dalam masa sulit. Melihat kondisi sekarang ini yang mengisolasi karena Covid-19, tentu buku self-healing sangat penting untuk menjaga kewarasan kita.
Rekomendasi yang diberikan dari para teman baca sendiri berasal dari beragam genre mulai dari fiksi, non-fiksi hingga puisi. Buku-buku ini direkomendasikan oleh para teman baca dengan alasan yang beragam, tapi punya satu inti yang sama yaitu buku yang menurut masing-masing adalah sebuah self-healing. Berikut ini adalah buku-buku yang menjadi rekomendasi.
- Triple 33 and 1 Recipe of Life karya Erry Sunarli
Berisikan 100 resep kehidupan untuk mendapatkan hidup yang bahagia dan lebih bermakna. Dengan genre self-help book, penulis berusaha memberikan beberapa langkah atau resep untuk menjalani hidup. Terdiri dari 3 bagian utama dan dengan 33 bab dalam setiap bagian, buku ini dapat dibaca terpisah. Selain itu, isi dari buku ini sendiri padat tapi tetap asik dibaca saat sedang santai
- Siapa yang Datang ke Pemakamanku saat Aku Mati Nanti karya Kim Sanghyun
Memiliki genre self-improvement, buku ini bisa dibilang merupakan kumpulan pengalaman dan pemikiran dari penulis. Pembaca akan disajikan berbagai pengalaman hidup penulis tanpa bermaksud menggurui. Kisah yang dekat dengan kejadian sehari-hari ini akan membuat hati hangat sekaligus membuat kita berpikir kembali tentang arti kehidupan sebenarnya.
- The Book of Imaginary Belief karya Lala Bohang
Masuk dalam seri The Book of Siblings, buku ini menghadirkan pengalaman berbeda dari membaca buku biasanya. Masuk dalam kategori puisi, buku ini menggunakan ilustrasi untuk menggambarkan isi cerita di dalamnya. Memakai bahasa Inggris dalam buku ini mungkin akan membuat beberapa pembaca kesulitan, tapi rasanya sayang meninggalkan buku yang sering dibilang paling dewasa dari seri The Book of Siblings ini.
- I Want to Die, but I Want to Eat Tteokbokki karya Baek Sehee
Esai yang masuk kategori self-help book ini berisi berbagai percakapan antara penulis dengan psikolog. Buku ini menceritakan tentang depresi yang diderita penulis hingga usaha dirinya untuk mencintai dirinya sendiri. Sebuah kisah jujur tentang perjalanan penulis untuk menerima dirinya yang relateable dengan kehidupan pembaca.
- Ego is the Enemy karya Ryan Holiday
Seperti judulnya, penulis menyamakan ego sebagai arogansi manusia. Buku ini berusaha mengingatkan bahwa kita tidak lebih istimewa dari manusia lainnya. Selain itu, bagi kalian yang suka dengan filosofi stoic bisa mencoba membaca buku ini.
- Obat Malas Dosis Tinggi karya Khalifa Bisma Sanjaya
Buku ini menggugah para pembaca untuk tidak menyerah dengan keadaan. Berusaha untuk terus menjadi lebih baik serta melakukan berbagai aktivitas yang berguna. Direkomendasikan untuk kalangan anak muda, tapi sebenarnya buku ini cocok untuk semua kalangan terutama kamu yang sedang kebingungan.
- Duduk Dulu: Jangan Lupa jadi Manusia karya Syahid Muhammad
Rekomendasi kali ini merupakan sebuah buku yang mengajak pembaca untuk beristirahat sejenak. Penulis seperti mengingatkan pembaca bahwa kita juga perlu mengapresiasi diri sendiri. Buku ini juga pengingat bahwa kita semua adalah manusia biasa yang terkadang perlu untuk beristirahat.
- Tiga Anak dan Satu Jam karya Matthew Kirby
Masuk dalam kategori fiksi, Tiga Anak dan Satu Jam menceritakan tentang kisah tiga anak yang dipertemukan melalui berbagai peristiwa tak disangka. Ketiga anak ini memiliki masalah masing-masing, jawaban atas masalah masing-masing tersebut tanpa disadari saling berhubungan satu sama lain. Pada akhirnya, buku ini seperti ingin mengatakan bahwa saling membantu bisa menjadi jawaban atas masalah sendiri.
- Kim Ji yeong, lahir tahun 1992 karya Cho Namjoo
Buku ini mengisahkan tentang Kim Ji yeong, seorang perempuan yang hidup dalam dunia patriarki di Korea Selatan. Buku ini seperti ingin membuka mata kita atas berbagai diskriminasi yang seringkali diterima perempuan. Berputar pada kisah seorang perempuan yang baru menjadi ibu dan mengalami depresi lalu kembali masuk dunia pekerjaan, buku ini cocok untuk kamu yang tertarik dengan bahasan seputar feminisme, kesetaraan maupun kesehatan mental.
- The Midnight Library karya Matt Haig
Buku ini secara garis besar menceritakan tentang penyesalan terhadap kehidupan. Tokoh utama sendiri punya penyesalan akan kehidupannya dan diberi kesempatan untuk hidup kembali. Buku ini sendiri realistis sebab kadang kita sendiri juga sering membuat berbagai pertanyaan sama tentang keputusan yang telah diambil.
Itulah buku-buku yang telah direkomendasikan teman baca karena terbukti telah membantu diri mereka sendiri. Seperti tiap orang yang berbeda satu sama lain, begitu juga buku yang juga mereka sukai. Jadi, adakah buku yang membuat kalian tertarik? Boleh tinggalkan komentar di bawah ini.
Ditulis oleh Salsabila Adenia