Menulis Cerpen Menurut ‘Creative Writing’ Karya A.S. Laksana
Tips dan Strategi Singkat yang dibagikan penulis cerpen kawakan, A.S. Laksana, dalam panduan menulisnya berjudul Creative Writing diringkas di sini.
Cerita pendek saat ini menjadi salah satu jenis sastra dan memiliki penggemarnya sendiri. Berbeda dengan novel, karya ini lebih mudah dibaca karena formatnya yang pendek bahkan habis dibaca sekali duduk. Cerita semacam ini cocok untuk mereka yang sibuk dan suka membaca sedikit-sedikit.
Namun karena formatnya yang harus pendek (1.000–20 ribu kata), membuat cerpen juga tidak mudah-mudah amat. Kita tidak boleh boros kata, tetapi harus tetap bisa memberikan suasana dan menyampaikan adegan dengan memikat dan mengikat. Nah, bagaimana caranya?
Berikut beberapa tips menulis cerpen dari buku ‘Creative Writing’ oleh A.S. Laksana:
- Menulislah sesuatu yang kamu suka
Kamu nggak perlu muluk-muluk ingin menulis sesuatu yang rumit dan butuh riset lebih jika memang baru pertama kali membuat cerpen. Jika kamu suka memasak, coba ceritakan sesuatu tentang masakan.
2. Tulis dulu dan jangan mengedit
Kesalahan yang umumnya dilakukan para pemula adalah menulis sambil mengedit. Ini membuat kita sulit menemukan ending karena sudah sumpek duluan di perjalanan menuju ending. Tulislah dengan cepat adegan yang ingin digarap. Kita harus menghentikan tombol perfectionist saat menulis, dan baru menyalakannya jika sudah waktunya mengedit nanti.
Pro tips: Pilih tiga kata untuk memancing diri menulis dengan mengalir pada paragraf yang sulit.
3. Konkretkan konsep abstrak, gunakan kelima panca indera
Menurut Laksana, tak bijak menggunakan kata deskriptif secara blak-blakan. Ada baiknya kita mendeskripsikan suatu ide, kejadian, tempat atau waktu dengan menggunakan kelima panca indera. Misalnya untuk menyampaikan sore, kita bisa menggunakan kalimat “ketika matahari terlihat redup di ufuk barat” dsb. Pembaca akan bisa membayangkan pemandangan matahari tenggelam.
4. Tidak mendeskripsikan karakter seperti boneka
Karakter yang menjalankan cerita kita bukanlah boneka. Mereka memiliki latar belakang dan motivasi di balik tindakan mereka. Oleh karena itu deskripsikan dan kenali mereka dengan lebih baik lagi seperti ketika kita ingin berkenalan dengan keluarga yang baru kita temui.
5. Membangun plot
Plot adalah alur cerita yang bisa bersumber dari satu premis untuk dikembangkan. Di dalam plot biasanya ada hubungan sebab-akibat antara satu kejadian ke kejadian berikutnya. Di sinilah logika penceritaan seorang cerpenis diuji, karena meski berbentuk fiksi, penulis fiksi tetap harus membuat ceritanya bisa dipercaya dan dinalar.
6. Memilih dialog
Ketika penulis menggunakan kalimat narasi (bukan dialog), cerita melaju cepat. Namun ketika dialog terjadi, cerita itu melambat. Seperti naik mobil saja, kita ingin melambat karena ada sesuatu yang penting di depan kita (misalnya lampu merah, toko atau banner menarik). Nah, dari sini kita tahu bahwa seharusnya dialog dipakai ketika ada sesuatu yang penting atau menarik diketahui secara langsung oleh pembaca.
Pro tips: Jangan memanjangkan dialog. Tambahkan gesture dalam dialog.
7. Memilih Sudut Pandang Penceritaan (POV)
POV layaknya kursi di sebuah mobil; kita bisa memilih duduk di depan, tengah atau belakang. Penulis yang baik menyajikan kursi terbaik untuk pembacanya agar pengalaman mengarungi perjalanan menuju ending menyenangkan. Kita bisa memilih lebih dari satu POV, namun tentu tantangannya akan lebih tinggi.
8. Menciptakan Adegan
Adegan adalah tindakan yang dilakukan karakter kita, bisa juga berisi dialog. Dalam adegan, biasanya karakter kita akan merasakan atau memikirkan sesuatu yang perlu diketahui secara lebih detail oleh pembaca. Sama seperti dialog, adegan dalam cerpen juga harus ringkas namun tidak boleh miskin informasi. Usahakan untuk membuat adegan dengan tiga rumus, awal, tengah dan akhir adegan.
9. Membaca lebih banyak
Nggak ada satupun penulis handal di dunia ini yang nggak membaca. Pembaca yang baik memiliki imajinasi dan ingatan kosakata yang kaya. Dengan membaca, kita juga memiliki kepekaan artistik yang bisa jadi modal menulis cerpen.
10. Buka Kamus
Sekarang kamus sudah tidak bisa dikategorikan benda yang sulit dibawa atau merepotkan lagi. Ada banyak aplikasi kamus daring yang bisa membantu kita menulis cerpen, terutama ketika membutuhkan suatu kata yang belum sering dipakai.
Baca tips lengkapnya di buku ‘Creative Writing’ — A.S. Laksana ya. Semoga tips tipis-tipis ini membantu!