Menggunjing Buku: Fanatisme Beragama di ‘Lusifer! Lusifer!’ karya Venerdi Handoyo

Kumpulbaca
3 min readJan 30, 2020

--

Setan! Rupanya, bukan anak setan yang dikandung Mawarsaron, gadis 16 tahun yang mengaku dihamili Lusifer, sosok Iblis dari segala iblis yang digambarkan Alkitab.

Tapi di sepanjang awal kisah, gue terbawa arus cerita kuat yang dibawa Venerdi bahwa Mawarsaron adalah gadis binal yang selalu dicap sebagai najis dalam keluarganya yang bermartabat dan dipandang hormat oleh gereja.

Sisi pandang baru [SPOILER ALERT]

Novel ini isu ceritanya sebetulnya sudah sering kita hadapi di Indonesia, negara beragama yang mungkin terbesar di dunia, yaitu soal fanatisme beragama. Kisahnya berkutat pada misi seorang pemuda pendoa gereja bernama Markus Yonathan yang memiliki banyak pertanyaan, kegelisahan, kekhawatiran dan pencarian atas apa yang dipercayainya dan lingkungannya.

Logikanya terus membisikinya pertanyaan yang meresahkan, tetapi alih-alih mendapatkan jawaban ketika dia menanyakan itu ke orang yang lebih dewasa, Markus justru didoakan karena dianggap sedang ditempeli setan.

Gue membaca (dan seringkali mengalami) kegelisahan dan pertanyaan yang sama. Gue rasa setiap orang yang lahir dalam keluarga yang beragama pasti pernah mengalaminya. Namun sayangnya, kebanyakan juga mengalami apa yang dialami Markus.

Bedanya, kebanyakan cerita yang gue baca dan gue alami as a moeslim, pastinya bernafaskan Islam. Gue rasa ini pertama kalinya gue melihat sudut pandang seorang Kristen yang bahkan masih percaya dirinya bisa mendatangkan mukzizat dengan mengancam Tuhan.

Venerdi bisa jadi adalah penulis yang akan menunjukkan bahwa dalam keberbedaan masyarakat Indonesia dalam suku, agama dan ras, ada persamaan di antara kita. Persamaan sebagai manusia yang punya rasa khawatir, gelisah, dan penasaran. Buku ini bisa dinikmati siapa saja, bahkan yang tidak memeluk Kristiani karena toh Venerdi akan menjelaskan terminologi religius yang digunakannya.

Gue berharap akan semakin banyak penulis yang berani punya karya berbeda seperti ini. Selain semakin beragam, karya anak bangsa kita juga akan semakin kaya dan menjauhi intoleransi.

Buku Indie

Tahun ini, gue memang ingin mencoba mencicipi lebih banyak buku yang diproduksi oleh penerbit non-arus utama seperti Gramedia, Mizan atau Bentang, you name it. Gue emang ingin menjajal cita rasa buku-buku yang katanya lebih segmented ini.

‘Lusifer! Lusifer!’ adalah terbitan keenam penerbit Post Press. Tentu, hanya bisa dibeli secara online di Instagram, offline di Post Santa, atau festival literasi yang kebetulan bekerja sama dengan Post Press.

Sejauh ini, novel ‘Lusifer! Lusifer!’ menjawab ekspektasi gue untuk menyuguhkan perspektif yang segmented itu. Pertama, isinya berani, tidak banyak basa-basi. Dan kedua plotnya juga rapi walau maju mundur, tidak kalah dari terbitan penerbit mainstream. Isi tulisannya cukup menggelitik meski jauh dari menggurui.

Hanya saja sayangnya, harganya ternyata masih sama dengan terbitan penerbit sono. Yah, biaya mencetak buku memang mahal di seluruh dunia tampaknya.

Rekomendasi

Menurut gue, buku ini cocok dibaca orang yang ingin cari pandangan lain soal religiusitas, histeria beragama, atau simply buku ringan yang sebetulnya bisa jadi bahan perenungan.

Menurut gue, buku ini juga cocok dibaca oleh pembaca pemula. Buku ini sebetulnya bisa dibaca dalam sekali duduk karena page turner banget sih, plus font dan jumlah tulisan per halamannya menurut gue sangat ramah untuk mata. Kisah di buku ini disajikan dalam 126 halaman.

Catatan kaki:

Tulisan ini sebelumnya telah dipublikasikan dengan judul iReview S2004 | Bungkus Baru Isu Agama di Indonesia dalam ‘Lusifer! Lusifer!’ karya Venerdi Handoyo.

Jika kamu ingin mempublikasikan resensi bukumu di halaman ini, kirimkan naskahnya melalui email kumpulbaca@gmail.com atau hubungi kami melalui Direct Message Instagram @kumpulbaca

--

--

Kumpulbaca
Kumpulbaca

Written by Kumpulbaca

Komunitas membaca buku yang mendukung gerakan #SejamMembaca untuk generasi bangsa yang lebih bermartabat! Instagram : https://www.instagram.com/kumpulbaca/

No responses yet