Bincang Buku Kumpulan Cerpen “Kaki Kuda” bersama Armania Bawon Kresnamurti dan Andry Setiawan
Agenda bincang buku kali ini menghadirkan sesuatu yang istimewa.
Kumpulbaca kembali menghadirkan bincang buku dan kali ini membahas buku yang merupakan kumpulan cerita pendek berjudul Kaki Kuda. Kaki kuda sendiri merupakan tulisan karya Akutagawa Ryunosuke, penulis yang namanya telah diabadikan sebagai salah satu penghargaan sastra terbesar di Jepang.
Kumpulan cerpen ini sendiri terdiri dari enam kisah yang berjudul; Benang Laba-Laba, Bubur Ubi, Rashomon, Dalam Semak Belukar, Hidung dan Kaki Kuda yang juga merupakan nama dari buku antologi ini. Bincang buku kali ini dibilang istimewa sebab dihadiri langsung oleh penerjemah buku, yaitu Armania Bawon Kresnamurti serta editor Penerbit Mai yang menerbitkan buku ini, Andry Setiawan.
Teman baca yang ikut hadir dalam agenda mingguan juga sangat aktif berdiskusi tentang berbagai cerpen yang ada di buku ini. Dua cerpen yang kerap kali disinggung oleh Teman baca adalah Bubur Ubi serta Rashomon. Mereka yang menyukai Bubur Ubi beranggapan bahwa cerita ini mengingatkan mereka pada impian serta mimpi yang ada dalam diri masing-masing. Bahkan terdapat ungkapan dalam cerita ini yang menyebutkan bahwa manusia hidup dari memelihara mimpi. Sementara Rashomon sendiri dianggap sebagai refleksi dari sikap manusia yang butuh validitas. Cerita ini seperti menggambarkan bahwa manusia melakukan sesuatu baik hal buruk maupun baik memang karena sudah memiliki niat.
Diskusi sendiri berjalan dengan menarik sebab Teman baca mengeluarkan pemikiran mereka sendiri tentang makna dari setiap cerpen dalam buku ini.
“Hal yang membuat karya Akutagawa menarik adalah setiap cerita sifanya sangat personal dan setiap orang bisa menafsirkannya secara berbeda” Tanggapan Armania terhadap keunikan dari kumpulan cerpen ini.
“Akutagawa sepertinya berusaha mengeksplorasi berbagai perasaan kehidupan. Bisa dilihat dari karya-karyanya yang tidak meromantisasi kehidupan, malah seringkali punya pandangan menarik soal kematian.” Ungkap Andry tentang karya-karya yang ada dalam kumpulan cerpen Kaki Kuda.
Dalam kumcer ini, salah satu kalimat yang pas untuk menggambarkannya barangkali adalah: “Manusia suka menolak yang sulit dan menerima yang mudah”.
Acara bincang buku ini diakhiri dengan pembagian tiga buku kumpulan cerpen Kaki Kuda kepada Teman baca yang hadir. Sebelum acara ditutup Andry berkata bahwa alasan diterbitkannya kumpulan cerpen ini adalah untuk mengenalkan Sastra Jepang kepada lebih banyak orang.
“Sastra tidak harus rumit. Cerita yang bagus akan tetap kuat walau dengan bahasa sederhana sekalipun, kumpulan cerpen Kaki Kuda ini contohnya. Menggunakan tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari serta bahasa yang mudah dipahami tidak mengurangi makna yang didapatkan para pembaca.” Tutup Armania saat ditanya alasan kita harus membaca buku ini.
Jadi, apa Teman baca tertarik untuk membaca buku ini?
Ditulis oleh Salsabila Adenia